UPACARA NGABEN
Prosesi ngaben dilakukan dgn berbagai proses upacara dan sarana upakara
berupa sajen dan kelengkapannya sbg simbol-simbol seperti halnya ritual
lain yg sering dilakukan umat Hindu Bali. Ngaben dilakukan untuk manusia
yg meninggal dan masih ada jenazahnya, Banyak tahap yg dilakukan dalam ngaben. Dimulai dari memandikan jenazah,
ngajum, pembakaran dan nyekah. Setiap tahap ini memakai sarana banten
(sesajen) yg berbeda-beda. Ketika ada yg meninggal, keluarganya akan
menghadap ke pendeta utk menanyakan kapan ada hari baik utk melaksanakan
ngaben. Biasanya akan diberikan waktu yg tidak lebih dari 7 hari sejak
hari meninggalnya.Setelah didapat hari H (pembakaran jenazah), maka
pihak keluarga akan menyiapkan ritual pertama yaitu nyiramin
layon(memandikan jenazah). Jenazah akan dimandikan oleh kalangan
brahmana sbg kelompok yg karena status sosialnya mempunyai kewajiban
untuk itu. Selesai memandikan, jenazah akan dikenakan pakaian adat Bali
lengkap. Selanjutnya adalah prosesi ngajum, yaitu prosesi melepaskan roh
dengan membuat simbol2 menggunakan kain bergambar unsur2 penyucian roh.
Pada hari H-nya, dilakukan prosesi ngaben di kuburan desa setempat.
Jenazah akan dibawa menggunakan wadah, yaitu tempat jenazah yg akan
diusung ke kuburan. Wadah biasanya berbentuk padma sbg simbol rumah
Tuhan. Sampai dikuburan, jenazah dipindahkan dari wadah tadi ke
pemalungan, yaitu tempat membakar jenazah yg terbuat dari batang pohon
pisang ditumpuk berbentuk lembu.Disini kembali dilakukan upacara
penyucian roh berupa pralina oleh pendeta atau orang yg dianggap mampu
untuk itu (biasanya dari clan brahmana). Pralinaadalah pembakaran dgn
api abstrak berupa mantra peleburan kekotoran atma yg melekat ditubuh.
Kemudian baru dilakukan pembakaran dgn menggunakan api kongkrit. Jaman
sekarang sudah tidak menggunakan kayu bakar lagi, tapi memakai api dari
kompor minyak tanah yg menggunakan angin.Umumnya proses pembakaran dari
jenazah yg utuh menjadi abu memerlukan waktu 1 jam. Abu ini kemudian
dikumpulkan dalam buah kelapa gading untuk dirangkai menjadi sekah.
Sekah ini yg dilarung ke laut, karena laut adalah simbol dari alam
semesta dan sekaligus pintu menuju ke rumah Tuhan. Demikian secara
singkat rangkaian prosesi ngaben di Bali. Ada catatan lain yaitu utk
bayi yg berumur dibawah 42 hari dan atau belum tanggal gigi, jenazahnya
harus dikubur. Ngabennya dilakukan mengikuti ngaben yg akan ada jika ada
keluarganya meninggal.Status kelahiran kembali roh orang yang
meninggal dunia berhubungan erat dengan karma dan perbuatan serta
tingkah laku selama hidup sebelumnya. Secara umum, orang Bali merasakan
bahwa roh yang lahir kembali ke dunia hanya bisa di dalam lingkaran
keluarga yang ada hubungan darah dengannya. Lingkaran hidup mati bagi
orang Bali adalah karena hubungannya dengan leluhurnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment